Pertama :
Ikhlas karena Allah dimana mencari ilmu untuk menghapus kebodohan diri atas apa yang penting untuk diri dan umat ini.
Kedua:
Jangan pernah pernah memiliki niat dan tujuan untuk mencari kemasyhuran dan ingin dikenal manusia.
Ketiga :
Menghiasi diri dengan adab-adab pencari ilmu ( baik cara diam, duduk dan adab bertanya) karena keberkahan ilmu akan tetap ada bersama adab ilmu dan sebaliknya keberkahan hilang dengan berkurang atau hilangnya adab.
Keempat :
Mau menjalani tahapan-tahapan ilmu. Dari mulai yang mudah dan yang paling penting dan terus bertahap.
Kelima :
Selalu menjaga diri agar selalu berada dalam halaqah ilmu ,dan sabar. Musibah ilmu adalah tidak pandai menjaga dan tidak kontinu.
Enam:
Gemar bermudzakaroh ( berdiskusi, belajar ) bersama sesama teman.
Ketujuh:
Jangan banyak masuk dengan perkataan sebagian teman atau siapapun dalam tema pembicaraan diseputar mereka. Biarkan hatimu bersih kepada semua orang selama orang itu bukan pelaku bid’ah yang nyata (kesesatannya) dan memiliki hujjah yang jelas dihadapan Allah.
Kedelapan :
Bersikap rendah hati kepada sesama dalam proses pencarian ilmu jangan meresa lebih unggul apalagi kepada seseorang yang dipandang kurang memiliki kemampuan. Kecerdasan hakikatnya bukan produk manusia ( dia anugerah Allah).
Kesembilan :
Carilah dengan selektif orang yang dipandang paling alim, wara, diantara ulama dinegeri tempat kamu tinggal dan ambilah ilmu darinya.
Kesepuluh :
Ambilah ilmu dari semua disiplin ilmu yang dipelajari dimulai dari konsep-konsep dasar ilmu tersebut terlebih dahulu baru nanti bisa dikembangkan pada perluasan pemahaman sesuai dengan minat yang disukai.
Kesebelas :
Lakukan rihlah ( perjalanan ilmiyah) sekalipun harus keluar menjalaninya dengan jarak yang dekat justru (ketelitian ) dalam memilih ilmu melalui jalan rihlah ilmiyah akan membuat ilmu tersebut semakin kokoh.
Keduabelas :
Catatlah apa yang disampaikan gurumu diantara faidah-faidah yang didapat, jangan sekedar mengandalkan hafalan .
Ketigabelas :
Pandai menjaga segala perangkat ( instrument) penunjang ilmu ( alat tulis, buku dll. Hal itu tidak hanya berada saat berada dimajelis ilmu , manfaatnya agar kamu bisa mentradisikan kebiasaan menulis apa yang dinilai penting dari setiap faidah yang terbersit dalam hati dan fikiran atau yang kamu dengan dari orang lain karena Allah dimana mencari ilmu untuk menghapus kebodohan diri atas apa yang penting untuk diri dan umat ini.
Ditulis Oleh: Dr. Abu Bakar Sahha